Seiring pesatnya perkembangan perangkat mobile atau smartphone, ternyata hal ini tidak diimbangi dengan kecepatan akses data atau kecepatan mengakses internet. Tentunya ini menyebabkan biaya akses internet menjadi mahal, khususnya di beberapa negara berkembang seperti Indonesia.

Responsive Web Design

Di tahun 2010, responsive web design mulai muncul ke permukaan seiring dengan mulai meningkatnya penggunaan ponsel untuk mengakses internet. Tampilan web dinamis sangat tidak mendukung pengguna ponsel karena arus “zoom” untuk dapat membaca konten. Berbeda dengan konsep responsive web design yang memang dirancang agar tampilan website bisa sesuai dengan berbagai ukuran device yang digunakan baik desktop, laptop, maupun, ponsel.

Kemudian di tahun 2015, Google dengan “mobilegeddon” menggunakan mobile-friendly sebagai faktor perangkingan di hasil pencarian. Dari situ hampir semua webmaster menggunakan responsive web design pada situs mereka.

Accelerated Mobile Page

Belum juga semua situs menggunakan responsive web design, kini sudah muncul lagi konsep baru dengan tagline “instant loading” di mobile device dengan sebutan Accelered Mobile Page a.k.a AMP yang digagas oleh Google.

Kini hampir 2/3 dari pengguna internet adalah pengguna mobile dan angka ini diperkirakan akan semakin meningkat. Untuk itu perlu pengalaman yang lebih baik lagi bagi pengguna mobile. Karena dirasa bahwa responsive saja tidak cukup untuk memberikan pengalaman yang lebih baik pada pengguna mobile, maka AMP atau accelerated mobile page menjadi solusi yang cukup baik saat ini.

Dengan responsive, masih banyak situs yang masih cukup berat diakses melalui ponsel karena masih terdapat banyak javascript dan widget yang sebenarnya tidak diperlukan oleh pengguna mobile. Namun dengan AMP, struktur blog lebih sederhana dan terkendali untuk lebih mudah diakses melalui ponsel. Dan Google juga memberikan tanda AMP (petir) di hasil pencarian untuk situs yang menggunakan AMP untuk memudahkan pengguna memilih situs dengan loading yang cepat (kilat).

Dengan begitu, sepertinya AMP akan menggantikan Responsive Web Design sebagaimana dulu responsive menggantikan layout dinamis. Namun sampai saat ini AMP belum memiliki solusi yang tepat dan mudah untuk digunakan pada situs yang telah memiliki postingan yang banyak (setidaknya itu yang saya tahu hehehe… ). Karena jika sudah ada, sepertinya semua situs akan menggunakan AMP.

Dari situs-situs yang sudah menggunakan AMP, terjadi peningkatan pageview yang cukup signifikan dari pengguna mobile. Tentunya hal ini merupakan kabar baik bagi para publisher. Lalu bagaimana dengan Anda, apakah sudah menggunakan AMP juga pada blog Anda?